Selama
berabad-abad puasa telah dijalankan manusia sebagai ibadah dalam
berbagai agama. Puasa telah menjadi terapi penyembuhan paling tua
dalam sejarah pengobatan manusia. Di nusantara, puasa juga dijadikan
sebagai upaya untuk mengasah kesaktian dan ketajaman batin. Bahkan
ilmuwan dan cendekiawan masa lalu seeperti Socrates,
Hippocrates,
Galen , Plato maupun
Phytagoras
juga
melakukan puasa untuk kesehatan dan mempertajam daya pikir mereka.
Di masa kini, dunia
penyembuhan Barat telah menggunakan terapi puasa sebagai alternatif
penyembuhan. Puasa diyakini sebagai mata
rantai yang hilang dari
pola makan
orang Barat selama ini.
Puasa sering
disalahkaprahkan
sebagai upaya manusia menahan lapar pada waktu tertentu. Puasa
ditinjau dari aspek kesehatan adalah sebuah upaya
detoksifikasi(proses pengeluaran zat-zat yang memiliki sifat toksin
atau racun dari dalam tubuh). Dengan demikian puasa mendorong manusia
untuk menjadi lebih sehat. Bukan hanya fisik saja tapi juga batin.
Secara alami makanan
mengandung racun pada kadar tertentu, yang pada dasarnya merupakan
ikatan-ikatan kimia yang tidak bermanfaat bagi tubuh. Puasa
menghentikan suplai makanan yang bersifat racun.
Puasa selama 30 hari,
sekitar 90 % racun-racun dalam tubuh akan terkuras keluar. Proses
detoksifikasi berlangsung efektif jika pada saat berbuaka kita tidak
"balas dendam" melampiaskan rasa lapar dengan menyantap
berbagai makanan langsung dengan jumlah besar.
Sangat dianjurkan
berbuka secara bertahap dan tetap menjaga asupan cairan serta makan
banyak buah dan sayuran.
Sementara itu menurut
Rochmad Romdoni dari Rumah Sakit Umum Haji Surabaya, orang yang
memiliki tekanan darah tinggi ringan sampai sedang yang disertai
kelebihan berat badan dianjurkan berpuasa karena puasa dapat membantu
menurunkan tekanan darah. Namun, mereka yang mengidap hipertensi
berat atau sakit jantung dapat berkonsultasi dengan dokter ahlinya.
Manfaat puasa yang
juga dapat dibuktikan secara alamiah adalah peremajaan kembali dan
perpanjangan harapan hidup. Metabolisme yang lebih rendah, produksi
protein yang lebih efisien, meningkatnya sistem kekebalan, dan
bertambahnya produksi hormon berkontribusi terhadap manfaat puasa.
Hormon antipenuaan juga dihasilkan dengan lebih efisien selama
berpuasa.
Dari kajian ilmiah
yang selama ini dilakukan, didapat sebuah fakta menarik untuk dikaji.
Puasa ternyata dapat memberikan kesehatan jiwa. Hal ini ditulis Alan
Cott dalam bukunya Fasting
as a Way of Life dan
Fasting the Ultimate Diet.
Buku itu menyebutkan,
gangguan jiwa yang parah dapat direduksi dengan berpuasa. Gangguan
mental lain seperti susah tidur, rendah diri, dan cemas berlebihan
dapat dikurangi dengan terapi puasa. Hal ini dibuktikannya melalui
sebuah penelitian di Rumah Sakit Grace Square, New York.
Penelitian lain
dilakukan Dr Nicolayev, guru besar di The Moscow Psychiatric
Institute. Nicolayev membandingkan dua kelompok penderita gangguan
kejiwaan dengan satu kelompok yang mendapat terapi medis, sedangkan
kelompok yang lain mendapat terapi puasa yang dilakukan masing-masing
selama 30 hari. Dari eksperimen itu disimpulkan bahwa pasien yang
tidak dapat disembuhkan dengan terapi medis dapat disembuhkan dengan
terapi puasa. Selain itu, orang-orang tersebut juga tidak mengalami
kekambuhan selama enam tahun kemudian.
Bagaimana menurut anda?
0 komentar:
Posting Komentar