Senin, 17 Oktober 2011

Secercah Cahaya Islam di Hamburg

Perlahan-lahan Jerman menampakkan cahaya Islam. Semakin banyak komunitas Islam di negeri itu. Setidaknya, Hamburg akan menjadi negara bagian Jerman pertama yang mengakui akan Islam. Bila kondisinya terus demikian, Islam di Jerman akan semakin semarak, di tengah-tengah kekhawatiran (phobia) terhadap Islam. Apalagi, sekarang yang menerima Islam bukan hanya pendatang, tetapi juga kaum "pribumi" sudah banyak yang masuk Islam.

Jerman diperkirakan memiliki 4 juta Muslim, kebanyakan dari mereka berasal dari Turki. Tentu saja jumlah ini masih sedikit dibandingkan dengan jumlah penduduk Jerman, yang penduduknya sekarang mencapai 82 juta jiwa. Sekalipun, masih minoritas jumlah penduduk Muslim di Jerman terus bertambah secara signifikan, dan rata-rata setiap hari orang yang masuk Islam dapat mencapai 100 orang, menurut statistik, yang dikeluarkan oleh Dewan Muslim Eropa.

Karena populasi umat Islam di Hamburg yang terus tumbuh, dan jumlahnya semakin banyak, maka pemerintah Hamburg akan segera menjadi negara bagian Jerman pertama yang secara resmi mengakui Islam sebagai sebuah komunitas agama dan umat Islam, dan pemerintah akan memberikan hak-hak hukum yang sama dengan orang Kristen dan Yahudi bila berurusan dengan administrasi lokal.

Kesepakatan itu dicapai setelah melalui perdebatan nasional tentang hak-hak yang harus diakomodiri oleh pemerintah lokal terkait dengan umat Islam, dan penerimaan hak-hak umat Islam ini akan merubah sistem politik lokal, yang kemungkinan akan membuat persetujuan yang lebih sulit dari yang diharapkan, ujar pemimpin Muslim.

"Perjanjian Hamburg ini sudah menjelaskan bahwa kita adalah bagian dari masyarakat Jerman," kata Zekeriya Altug, ketua cabang DITIB Hamburg, jaringan masjid Turki-Jerman yang merupakan salah satu organisasi Muslim terbesar di Jerman.

Perjanjian Hamburg nantinya akan memudahkan umat Muslim di dalam berbagai aktivitas di kota tersebut. Sebagai contoh, sekolah-sekolah umum kota Hamburg bisa mengangkat seorang guru Muslim untuk mengajar agama Islam di kelas yang muridnya beragama Islam. Sekarang ini sudah dijalankan oleh para guru dari gereja Lutheran setempat.

Keputusan ini juga akan menjamin hak-hak penguburan di pemakaman kota Hamburg bagi Muslim. Dengan demikian, umat Islam di Hamburg yang meninggal dunia diperbolehkan untuk dimakamkan di TPU setempat selayaknya umat Muslim.

Siswa Muslim akan bebas untuk tidak masuk sekolah antara Jumat sampai Minggu, selama hari libur Islam dan imam Muslim mengajar di Lembaga Pemasyarakatan. Ini adalah sebuah perubahan penting bagi kaum Muslimin di Jerman.

Orang-orang Palestina, Mesir, Irak, dan Turki, sekarang mereka mendirikan berbagai organisasi Islam, yang menjadi payung aktivitas mereka, dan bersosialisasi dengan para penduduk setempat yang sudah masuk Islam, dan menyelenggarakan aktivitas dakwah, yang hampir merata di seluruh wilayah Jerman. Ini merupakan tanda-tanda bangkitnya Islam di wilayah negara Nazi-Hitler itu.