Zubair Husein,
Aktivis Patani dari Patani United Liberation Organitation (PULO) mengeluhkan
minimnya pemberitaan media dalam menyoroti penindasan Tentara Thailand terhadap
muslim Patani.
“Selama ini
Patani minim ekspose media, padahal kami banyak mengalami penindasan disana,”
ujarnya.
Pria berumur 40
tahunan ini meminta agar wartawan-wartawan di Indonesia intens memberitakan
kezhaliman yang dialami muslim Patani. Ia sendiri menyayangkan sikap acuh
pemerintah Malaysia terhadap kondisi ini. Padahal Malaysia dengan Patani masih
tergolong satu rumpun dan agama.
“Pemerintah
Malaysia takut terhadap Pemerintah Thailand karena Malaysia masih bergantung
pada hubungan diplomatik dengan Thailand,” sambungnya.
Inilah yang
membuat pemberitaan mengenai muslim Patani relatif sepi di kantor-kantor berita
Malaysia. “Wartawan Malaysia tidak berani mengungkap kasus Patani,” imbuhnya.
Oleh karena itu,
Zubeir Husein bersama-sama rekan-rekan lebih memilih mengunjungi Indonesia
untuk memberikan data-data penindasan terhadap muslim Patani.
“Rakyat Indonesia
sangat peduli terhadap muslim Patani. Wartawan Indonesia lebih berani ketimbang
wartawan Malaysia,” ungkapnya.
Organisasi Konferensi Islam Bungkam
Sementara itu,
Dewan Politik PULO, Ustadz Abul Qoim menyatakan selama ini permasalahan Patani
tidak serius diselesaikan oleh Organisasi Konferensi Islam (OKI). Seharusnya
OKI sebagai kumpulan negara-negara muslim bisa berkontribusi lebih terhadap
penyelesaian konflik Patani. Tapi selama ini OKI lebih banyak bungkam. Faktor
ekonomi berada dibalik ini semua.
“OKI takut
terhadap Thailand karena kepentingan ekonomi lebih penting dari Negara
persaudaraan,” tegasnya.
Alumni
Universitas Al Azhar Kairo yang kini bermukim di Syria ini berpesan agar rakyat
Indonesia khususnya umat muslim bisa berperan banyak dalam menyelesaikan kasus
Patani.
“Karena kita satu
rumpun, satu bahasa, dan satu agama,” pungkasnya.
Bagaimana menurut anda?
Sumber : Eramuslim
0 komentar:
Posting Komentar