Selasa, 24 Juli 2012

Sayyid Quthb

Nama lengkapnya Sayyid Qutb Ibrahim Husain Syadzili. Lahir di Asyut, Mesir 9 Oktober 1906. Beliau adalah tokoh agama, ilmuwan, sastrawan, ahli tafsir dan intelektual Islam asal Mesir. Sulung dari lima bersaudara ini dibesarkan dan di didik dalam keluarga sederhana yang memegang teguh syariat Islam. Sayyid Quthb adalah anak yang cerdas, tekun beribadah dan memiliki semangat belajar tinggi. Di usia remaja, beliau sudah hafal Alqur`an serta banyak memahami ilmu agama Islam. Di masa dewasa, beliau banyak menghasilkan karya-karya besar, juga menjadi aktivis gerakan Islam Ikhwanul Muslimin yang dipimpin Hasan Al-Banna.

Sayyid Qutb terkenal sebagai seorang penulis buku. Ia telah menghasilkan lebih dari 20 buah karya dalam berbagai bidang diantaranya karya sastra dan buku-buku keagamaan. Sayyid Qutb juga pernah berkarir sebagai pengawas pendidikan di Departemen Pendidikan Mesir. Ia bekerja sangat professional dan berprestasi tinggi hingga dikirim pemerintah Mesir untuk menuntut ilmu di tiga perguruan tinggi AS. Tak cukup sampai disitu, ia juga berkelana ke Italia, Inggris, Swiss dan negara Eropa lainnya untuk menimba ilmu sebanyak-banyaknya.

Sekembalinya dari Eropa, Sayyid Qutb bergabung dengan kelompok pergerakan Ihkawanul Muslimin. Di sanalah Sayyid Qutb benar-benar mengaktualisasikan dirinya. Dengan kapasitas dan ilmunya, tak lama namanya melejit dalam organisasi pergerakan tersebut. Sayyid Qutb menjabat sebagai anggota panitia pelaksana program dan ketua lembaga dakwah. Namun tahun 1951, pemerintah Mesir membubarkan Ikhwanul Muslimin akibat tekanan pihak Amerika.

Tahun 1954, Sayyid menjadi pemimpin redaksi harian Ikhwanul Muslimin. Tapi harian tersebut kemudian dilarang beredar oleh pemerintah Mesir, karena dianggap mengkritik keras Presiden Mesir Kolonel Gamal Abdel Naseer atas perjanjian pemerintahan Mesir dan Inggris. Sejak itu, ia menjadi korban kekejaman penguasa hingga pada bulan Mei 1955, Sayyid Qutb ditahan dan dipenjara dengan alasan hendak menggulingkan pemerintahan yang sah. Tiga bulan kemudian, hukuman yang lebih berat diterimanya, yakni harus bekerja paksa di kamp-kamp penampungan selama 15 tahun lamanya.

Beliau sempat dibebaskan atas permintaan presiden Iraq Abdul Salam Arief saat berkunjung ke Mesir tahun 1964. Namun kebabasannya tidak lama, karena ia kembali dipenjara setahun kemudian berikut tiga saudaranya (Muhammad Qutb, Hamidah dan Aminah), serta 20.000 rakyat Mesir lainnya. Alasannya beliau dan Ikhwanul Muslimin dituduh membuat gerakan makar dan membunuh Presiden Naseer. Hukuman yang diterima kali ini lebih berat dari sebelumnya. Ia dan dua kawan seperjuangannya dijatuhi hukuman mati.

Meski dunia internasional mengecam pemerintah Mesir, hukuman mati tetap dilaksanakan. tanggal 29 Agustus 1969. Sebelum menghadapi ekskusinya, Sayyid Qutb sempat menuliskan tulisan sederhana, tentang pertanyaan dan pembelaannya. Kini tulisan tersebut telah dibukukan dengan judul, “Mengapa Saya Dihukum Mati”. Sebuah pertanyaan yang tak pernah bisa dijawab oleh pemerintahan Mesir hingga kini.

0 komentar:

Posting Komentar