Jumat, 23 September 2011

Geliat Muslim Kanada di Masjid Al-Rasyid

Dibangun pada tahun 1938, Masjid Al-Rasyid dipindahkan ke Fort Edmonton Park, untuk melestarikan dan merayakan sejarah dan warisan kota Edmonton. Hal ini dilakukan setelah terjadi kontroversi atas desain arsitekturnya yang unik dalam sejarah agama di Kanada.

Masjid dengan eksterior seperti gereja juga ditemukan di kota-kota Kanada lainnya. Banyak dari masjid itu dulunya berupa gereja atau aula paroki yang kemudian dibeli oleh umat Islam, dan direnovasi. Masjid Jami Toronto, misalnya, dulu adalah gereja Presbyterian.

Namun, berbeda dengan masjid-masjid lainya di Kanada, ada yang lain dengan Masjid Al-Rasyid, itu tak lain karena struktur awalnya dibangun sebagai masjid yang menyerupai sebuah gereja.

Selama berdirinya, Al-Rasyid dipandu oleh dua imam yang dinamis dan terbuka menerima perubahan. Al-Rasyid ini mengandung unsur-unsur budaya lokal dan merupakan pencerminan dari identitas Muslim Kanada. Uniknya, enam dari 32 pendiri Al-Rasyid adalah perempuan, sesuatu yang jarang terjadi di negara-negara Barat.

Imam Nejib Ailley (Aly) dibesarkan di Kanada. Sementara imam kedua, Dr Abd al-Ati, didatangkan dari Mesir, setelah sebelumnya menghabiskan tiga tahun di Montreal sebagai mahasiswa pascasarjana di Universitas McGill.

Mungkin, di sebagian negara masjid seperti Al-Rasyid tidaklah istimewa. Namun, bagi Kanada, model masjid seperti ini betul-betul efektif dalam menarik orang-orang untuk mempelajari Islam lebih lanjut.

Menurut sensus tahun 2001, ada 579.740 Muslim di Kanada, yang berarti hanya 2% dari total populasi. Pada tahun 2006, populasi Muslim diperkirakan mencapai 0,8 juta atau sekitar 2,6%. Sekitar 65% adalah Suni, sementara 15%-nya adalah Syiah, yang secara gegabah diklaim sebagai bagian dari Islam.

Kebanyakan Muslim Kanada adalah orang-orang yang memang sudah dilahirkan sebagai seorang Muslim. Ada juga sejumlah orang yang masuk Islam dari agama lain. Sedangkan imigran Muslim Kanada, seperti imigran pada umumnya, datang ke Kanada karena berbagai alasan.

Ada yang karena menuntut ilmu di pendidikan tinggi, karena alasan keamanan, pekerjaan, dan kembali kepada keluarga. Sebagian ada juga karena kebebasan beragama dan politik, dan keselamatan dan keamanan.