Di Vietnam, Islam merupakan agama utama dari orang-orang Cham, sebuah kelompok etnis minoritas yang punya hubungan darah dengan orang Melayu. Sekitar sepertiga dari Muslim di Vietnam adalah dari kelompok etnis lain. Namun, ada sebuah komunitas yang menggambarkan diri mereka sendiri merupakan gabungan etnis campuran (Cham, Khmer, Melayu, Minang, Viet, Cina, Indonesia, dan Arab), yang mempraktikkan Islam dan juga dikenal sebagai orang Cham, atau Cham Muslim, di sekitar wilayah Chau Doc di bagian selatan.
Berdasarkan Sensus Vietnam pada April 1999, ada penduduk Muslim 63.146 orang. Lebih dari 77% tinggal di Daerah Tenggara, dengan 34% di Provinsi Ninh Thuan, 24% di Provinsi Binh Thuan, dan 9% di Ho Chi Minh; 22% lainnya tinggal di daerah Sungai Mekong Delta, terutama di An Giang Provinsi.
Untuk menampung aspirasi Muslim Vietnam, didirikanlah Komite Perwakilan Muslim Ho Chi Minh pada tahun 1991 dengan tujuh anggota; badan serupa dibentuk di An Giang Provinsi pada tahun 2004.
Jika diusut lebih ke belakang lagi perihal Muslim di Vietnam, konon, Utsman, khalifah ketiga Islam, mengirimkan utusan Muslim pertama resmi ke Vietnam dan Dinasti Tang Cina pada tahun 650. Pelaut Aran yang juga terkenal sebagai pedagang Arab disebutkan berhenti di pelabuhan di Kerajaan Champa.
Bukti lain menyebutkan bahwa sebenarnya Islam masuk ke Vietnam mulai abad ke-11 akhir. Para pemeluk Islam mulai meningkat ketika Kesultanan Malaka memperluas wilayah di saat Kerajaan Champa runtuh pada tahun 1471, namun Islam tidak menjadi sesuatu yang dikenal secara luas di kalangan Cham sampai pertengahan abad ke-17. Pada pertengahan abad ke-19, banyak Muslim Cham beremigrasi dari Kamboja dan menetap di daerah Sungai Mekong, dan memperkuat kehadiran orang-orang Islam di Vietnam.
Masjid Vietnam terbesar di Vietnam sendiri baru dibuka pada Januari 2006 di Xuan Loc, Provinsi Dong Nai; dengan biaya pembangunannya sebagian didanai oleh Arab Saudi.