Kamis, 01 September 2011

Kencan Kilat Islami ala Remaja Muslim Amerika

Para lajang Muslim yang percaya pacaran ala Barat bertentangan dengan Islam, mencari pasangan hidup melalui acara tahunan kencan kilat Islami. Itulah yang diinginkan oleh Sarah Fikh, salah satu peserta "Muslim Speed Dating".


"Saya bertemu banyak orang baik di sini," ujar Sarah Fikh, seorang peserta dari negara bagian New Jersey, sekitar 13 jam menyupir jaraknya dari Chicago. Walaupun mengaku awalnya ia merasa rikuh, "Tapi, semua orang ramah dan kita mengerti bahwa kita semua berada dalam posisi sama mencari orang yang tepat untuk kita," tambahnya.
Walaupun harus merogoh kocek cukup dalam, seratus dolar per orang, muda-mudi Muslim yang ingin mencari pasangan hidup mereka, rela datang dari seluruh penjuru Amerika ke Chicago untuk menghadiri acara Matrimonial Banquet, alias jamuan pernikahan. Ini merupakan nama bagi acara kencan kilat Islami bak speed dating, yang juga populer di kalangan lajang di Amerika.
Acara jamuan pernikahan ini berlangsung sekali setahun saja, sebagai bagian dari Konferensi tahunan Islamic Society of North America (ISNA). Tahun ini, seorang peserta dari Indonesia menghadiri acara ini. Adit mengaku kesulitan bertemu dengan calon pasangan hidupnya "Kebanyakan orang-orang Indonesia di sini sibuk sendiri. Selain itu, kebanyakan juga mahasiswa. Kebetulan teman saya ada yang mengajak ke sini, dan saya pikir, 'why not?'" ujarnya.
 
Mereka yang datang ke acara ini kebanyakan percaya bahwa berkencan ala Barat tidak cocok dengan nilai-nilai Islam. Mereka mengaku sulit untuk tidak mengikuti gaya pacaran rekan-rekan mereka. "Semua teman saya mengikuti kencan gaya Amerika. Anda pun mengerti bagaimana prosesnya dengan melihat di televisi," ujar Abdullah, seorang peserta pria. Tapi ia menambahkan bahwa sebagai seorang Muslim, ia merasa harus tetap mengikuti ajaran agamanya.

Bagaimana aturan kencan kilat ini? Peserta diberi daftar dan jadwal untuk berbicara dengan setiap peserta lawan jenis. Waktu untuk masing-masing orang tidak banyak, hanya tiga menit saja. Tapi, jika tertarik satu sama lain, mereka bisa saling mengenal lebih jauh. "Setelah acara selesai, ada waktu untuk bersosialisasi, kemudian Anda bisa bercakap-cakap dengan siapapun yang Anda mau," jelas Rizwan, seorang peserta lain.

Belum jelas berapa banyak pasangan dari acara seperti ini yang sukses melangkah ke bangku pelaminan. Tapi satu hal yang pasti, kencan kilat Islami ini menjadi ajang bagi para muda-mudi Muslim di Amerika untuk saling menemukan satu sama lain.